Jumat, 29 Juli 2011

BALIMAU

‘Besok hari balimau. Mama jadi ingat nenek. Beliau biasanya punya kesibukan
tambahan di hari balimau,’ celetuk istriku di meja makan ketika kami sedang
makan malam.

‘Kesibukan tambahan? Kesibukan apa maksudnya?’ tanya puteriku.

‘Menyiapkan kebutuhan balimau untuk semua orang. Bunga rampai, jeruk nipis
atau limau sungguhan untuk keperluan  mandi balimau,’ jawab mamanya.

‘Balimau maksudnya mandi membasahi rambut alias berkeramas, kan? Waktu itu
belum ada shampoo barangkali ya ma, ya?’

Selasa, 26 Juli 2011

Mereka Yang Tewas di Kala Muda

Amy Winehouse
Kematian Amy Winehouse mengingatkan kita pada musisi-musisi muda yang tewas di masa keemasaan mereka. Popularitas dan karir musik cemerlang tak lagi bisa menyelamatkan hidup mereka dari jeratan alkohol, drug, atau kebiasaan buruk yang kerap mereka lakoni di tengah spotlight dunia hiburan. Selain Amy, ada sederet musisi-musisi dunia yang tewas di usia ke-27, yang semakin menambah mitos atas teori kebetulan yang dikenal dengan nama Club 27. Siapa saja mereka?

Senin, 25 Juli 2011

Erdogan: Tak Minta Maaf, Tak ada Nomalisasi dengan Israel

Erdogan
REPUBLIKA.CO.ID,ISTAMBUL--PM Turki, Recep Tayyib Erdogan, Sabtu (23/7) menyatakan normalisasi hubungan antara Turki dengan Israel tidak disarankan selagi Israel tidak meminta maaf atas serangan terhadap kapal Marmara Turki, dan tidak mengakhiri blokade Gaza

Senin, 18 Juli 2011

Dituding Mau Kontrol Twitter dan Facebook, Menteri Tifatul Membantah dan Salahkan Wartawan

Minggu, 17 Juli 2011 20:27 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN-- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengaku tidak pernah mengeluarkan pernyataan akan mengontrol sosial media seperti twitter, facebook atau jejaring sosial lainnya.

"Wartawan salah dengar dan salah kutip," katanya usai memberikan ceramah dalam tablig akbar menyambut Ramadhan di Masjid Perjuangan 45 di Medan, Ahad. Menurut Menkominfo, pihaknya menyayangkan adanya pemberitaan yang tidak tepat terkait imbauannya dalam penggunaan media sosial yang ada.

Ketika mengunjungi SD 01 Menteng, Jakarta, pihaknya hanya mengimbau agar kalangan guru mengawasi murid-muridnya dalam penggunaan internet dan twitter. Hal itu disebabkan penggunaan internet belakangan ini cukup memberikan pengaruh dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam ekonomi, politik, dan strata sosial.

Namun sayangnya, salah seorang wartawan media online di Jakarta justru membuat berita bahwa Menkominfo Tifatul Sembiring akan mengontrol twitter dan media sosial lainnya. "Jadi, menurut saya, itu 'split' informasi. Coba putar lagi rekamannya (pidato Menkominfo), saya tidak pernah mengatakan akan mengontrol twitter," katanya.

Menkominfo mengatakan, pihaknya telah menyampaikan hak jawab atas pemberitaan yang kurang tepat itu ke pengelola media online tersebut.

Sayangnya, pemberitaan yang dibuat masih memuat pernyataan yang salah itu yakni Menkominfo Tifatul Sembiring akan mengontrol twitter dan sosial media lainnya.

Ironisnya, kata Menkominfo, pemberitaan yang salah itu justru diulas oleh sebuah televisi swasta nasional, termasuk sejumlah pengamat komunikasi dan politik. "Akhirnya, jadi ngaco semua. (malah terkesan) menjadi provokasi," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Menteri menegaskan jika pemerintah, khususnya Kementerian Kominfo tidak pernah melakukan atau membuat rencana untuk mengekang sosial media yang ada. Pihaknya hanya mengeluarkan imbauan agar pengunaan media sosial seperti twitter, facebook dan jejaring sosial lainnya menggunakan fasilitas yang ada dengan baik, termasuk dengan menggunakan kata-kata yang sopan.

"Saya menginginkan agar mereka tidak memaki, apalagi menghujat agama, suku, dan ras. Itu yang saya imbau, jangan dibelok-belokkan," katanya.

Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara

Minggu, 17 Juli 2011

Mossad & CIA Dicurigai Dalangi Ledakan Mumbai



NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang pemimpin India pada Minggu (17/7/2011) mencurigai serangkaian ledakan di Mumbai yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 itu adalah karya Mossad dan Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA, Asif Mohd Khan, dari Majelis New Delhi mengatakan: "Kaitan Badan-badan intelijen Israel dan Amerika tak dapat dikesampingkan dalam serangan bom terkoordinasi di tiga lokasi berbeda pada Rabu malam di ibu kota bisnis India, Mumbai".

Sementara menjelaskan kecurigaannya, anggota parlemen India itu berpendapat, bahwa Mossad dan CIA ingin menggagalkan proses dialog yang sedang berlangsung antara India dan Pakistan, yang terhenti setelah serangan Mumbai 2008 di mana 166 orang tewas oleh 10 orang bersenjata.

"Mereka (CIA-Mossad) ingin mengguncang kawasan ini dengan menyetir India dan Pakistan agar berperang satu sama lain. Entah bagaimana mereka telah berhasil membuat Pakistan tidak stabil dan sekarang ingin menciptakan ketidakstabilan di India juga," kata Asif mencatat.

"Dan dengan demikian mereka ingin menyeret India lebih jauh ke dalam pelukan mematikan imperialisme mereka," katanya menambahkan.

Pemimpin India, sementara itu mengecam bahwa serangan-serangan itu tidak manusiawi, menghargai sikap India melalui mana ledakan-ledakan bom Mumbai tidak akan berdampak pada perundingan perdamaian dengan Pakistan yang dijadwalkan akhir bulan ini.

Mengekspresikan kesedihan atas insiden tersebut dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban, Asif mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan tingkat tinggi ke dalam ledakan itu untuk membawa pelakunya ke pengadilan.

Dia juga mendesak negara-negara cinta damai tidak hanya mengutuk tindakan yang tidak manusiawi itu dalam kata-kata sederhana, tapi bersikap untuk bertarung secara kolektif melawan ancaman dan kebijakan hegemonik AS dan Israel, yang menimbulkan ancaman bagi stabilitas kawasan pada khususnya dan seluruh dunia pada umumnya.

Teror melanda Mumbai pada Rabu malam ketika tiga ledakan hampir bersamaan merobek kawasan menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai lebih dari seratus mengingatkan serangan suram mematikan di Mumbai November 2008 di mana 166 orang tewas oleh 10 teroris.